IHSG Bursa Menguat Didukung Likuiditas dan Sentimen Positif

Jumat, 12 September 2025 | 09:30:12 WIB
IHSG Bursa Menguat Didukung Likuiditas dan Sentimen Positif

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal perdagangan hari ini menunjukkan tren yang lebih optimistis, mencerminkan kepercayaan pasar terhadap pemulihan ekonomi domestik dan global. IHSG dibuka menguat signifikan, mengawali sesi perdagangan dengan kenaikan 82,16 poin atau setara 1,07 persen menuju posisi 7.781,17. Pergerakan positif juga terlihat pada indeks LQ45 yang naik 11,42 poin atau 1,46 persen ke posisi 793,55.

Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas menilai kenaikan ini menandakan sentimen pasar yang mulai pulih pasca guncangan sebelumnya. "Kami melihat, IHSG menunjukkan sentimen positif dan pemulihan setelah sebelumnya sempat anjlok imbas reshuffle kabinet. IHSG mulai kembali stabil dan bergerak ke arah penguatan,” sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.

Faktor domestik berperan penting dalam mendukung penguatan ini. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengumumkan langkah strategis berupa penarikan dana kas negara sebesar Rp200 triliun dari Bank Indonesia (BI) untuk ditempatkan di bank umum. Kebijakan ini bertujuan menambah likuiditas perbankan sehingga penyaluran kredit bisa berlangsung lebih cepat. Penempatan dana tersebut berbentuk deposito dan dapat ditarik kembali oleh pemerintah apabila diperlukan.

Pemerintah juga menegaskan bahwa dana yang dialokasikan tidak boleh digunakan untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN) maupun Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Kebijakan ini diarahkan untuk fokus pada pembiayaan sektor ekonomi riil sehingga manfaatnya langsung dirasakan oleh dunia usaha dan masyarakat.

Dari sisi global, sentimen positif turut datang dari Amerika Serikat. Data Producer Price Index (PPI) AS untuk periode Agustus 2025 tercatat berada di bawah ekspektasi pasar. Hasil ini memperkuat keyakinan pelaku pasar bahwa The Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga acuan dalam pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) pada 16–17 September mendatang. Peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin hampir pasti terjadi, sementara peluang penurunan yang lebih agresif, yakni 50 basis poin, semakin meningkat setelah rilis data PPI tersebut.

Optimisme global turut diperkuat dengan pergerakan bursa saham regional Asia. Indeks Nikkei melonjak 400,33 poin atau 0,94 persen menuju level 44.239,00. Indeks Shanghai turut mencatat penguatan 7,92 poin atau 0,20 persen ke 3.820,01. Meskipun indeks Hang Seng melemah 238,26 poin atau 0,92 persen ke 25.954,55, mayoritas bursa Asia tetap bergerak positif. Indeks Strait Times juga naik tipis 1,76 poin atau 0,05 persen ke posisi 4.348,94, menandakan optimisme investor di kawasan.

Sementara itu, kondisi pasar global sehari sebelumnya menunjukkan pergerakan yang beragam. Bursa saham Eropa ditutup melemah pada perdagangan Rabu, di mana indeks Euro Stoxx 50 turun 0,16 persen, indeks FTSE 100 Inggris melemah 0,19 persen, indeks DAX Jerman terkoreksi 0,36 persen, dan indeks CAC Prancis melemah 0,15 persen.

Pasar saham AS di Wall Street juga mencatat pergerakan variatif. Indeks S&P 500 naik 0,3 persen ke level 6.532,04 dan Nasdaq Composite menguat tipis 0,03 persen ke 21.886,06. Namun, indeks Dow Jones mengalami pelemahan 0,48 persen atau setara 220,42 poin ke posisi 45.490,92. Pergerakan variatif ini tidak banyak mengganggu sentimen positif investor di Asia karena fokus pasar lebih tertuju pada peluang penurunan suku bunga The Fed.

Kenaikan IHSG yang terjadi hari ini memberikan sinyal bahwa pelaku pasar mulai lebih percaya diri terhadap prospek ekonomi ke depan. Kombinasi stimulus pemerintah melalui penempatan dana kas negara di bank umum dan ekspektasi pemangkasan suku bunga global menjadi katalis yang mendorong minat beli investor.

Likuiditas yang lebih longgar diharapkan bisa mempercepat penyaluran kredit ke sektor-sektor produktif, yang pada gilirannya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Pasar melihat kebijakan ini sebagai upaya konkret pemerintah menjaga momentum pemulihan ekonomi pasca tekanan global.

Bagi investor, kondisi ini menjadi peluang menarik untuk kembali masuk ke pasar setelah periode volatilitas sebelumnya. Strategi akumulasi saham-saham berfundamental baik, terutama yang termasuk dalam indeks LQ45, menjadi pilihan rasional di tengah momentum penguatan ini.

Dengan kombinasi faktor domestik dan global yang positif, pelaku pasar diperkirakan akan terus memantau perkembangan data ekonomi berikutnya serta hasil rapat FOMC pekan depan. Jika benar terjadi pemangkasan suku bunga, arus modal asing diproyeksikan mengalir lebih deras ke pasar modal domestik. Hal ini bisa memperkuat posisi IHSG di level yang lebih tinggi.

Secara keseluruhan, penguatan IHSG pada hari ini mencerminkan sinyal pemulihan yang semakin nyata. Kebijakan pemerintah yang proaktif serta prospek pelonggaran kebijakan moneter global menjadi fondasi yang memperkuat kepercayaan pasar. Kondisi ini membuka peluang bagi pasar modal Indonesia untuk melanjutkan tren penguatan dalam jangka menengah.

Terkini

Program Bulog Jamin Beras Murah Terdistribusi ke Masyarakat

Jumat, 12 September 2025 | 16:04:02 WIB

Infinix Zero Ultra Hadirkan Inovasi Smartphone Kelas Premium

Jumat, 12 September 2025 | 16:03:58 WIB

Redmi 15R Hadirkan Performa Tangguh dan Harga Kompetitif

Jumat, 12 September 2025 | 16:03:57 WIB

OPPO Find X9 Series Hadir Dengan Baterai Besar Tahan Lama

Jumat, 12 September 2025 | 16:03:56 WIB